OLAHAN INTERNET.Kembali Lagi Pada Update Artikel informasi, pengetahuan, Uang ,bisnis,saham, sebagai media pembelajaran dan share ilmu pengetahuan.
Mungkin banyak di antara kamu yang tau kalu Emas adalah salah satu mata uang yang paling lama dan paling luas dipake dalam
sejarah peradaban manusia.Bahkan sampai sekarang pun,emas masih punya nilai yang tinggi dan jadi salah satu alat penyimpan nilai yang diminati sama banyak orang.
Tapi apakah kamu pernah kepikiran?, Bagimana sejarahnya sampai emas dijadikan sebagai alat tukar perdagangan di berbagai belahan dunia selama ribuan tahun?
Kenapa nenek moyang kita tidak memilih
benda lain buat dijadikan uang?dan kenapa Emas dihargai mahal sampai saat ini?
Biasanya, kalau orang ditanya begitu, jawabannya:Ya karena sudah dari dulu emas
dianggap sebagai logam mulia atau, ada juga yang bilang, karena emas punya nilai intrinsiknya sendiri.
Baca Juga: Tips mengatur uang supaya hemat dan tidak boros dengan cara yang maksimal
Padahal kalau dipikir-pikir, emas itu
Tidak esensial buat kehidupan sehari-hari Tidak bisa dikonsumsi,tidak bisa dijadikan bahan bangunan juga Terus kenapa emas dihargai mahal sampai jadi alat tukar perdagangan di masa lalu oleh banyak peradaban dunia?
Dari bangsa Sumeria, Romawi, Jepang, China,India, sampai ke era kolonial Eropa dan Amerika?Nah,pada Tulisan Artikel ini, aku mau coba ceritakan sedikit sejarah singkat
Bagaimana emas bisa jadi alat tukar perdagangan sampai jadi komoditas
penyimpan nilai di era modern saat ini.
Jadi ceritanya begini. Ribuan tahun lalu, ketika manusia belum mengenal konsep uang apalagi emas,manusia memenuhi kebutuhannya dengan saling tukar-menukar barang yang mereka punya atau istilah populernya adalah barter.
Baca Juga: Pengertian Redenominasi,Tujuan Dan Dampaknya
Orang yang baru menangkap ikan akan menukar hasil tangkapannya sama barang lain yang dia butuhkan.Misalnya, kayu bakar, gandum, dan lain-lain.
Tapi tentu saja, barter ini bukan
mekanisme ekonomi yang sempurna
Ada banyak kekurangannya, mulai dari standar kualitas barang yang beda-beda
sampe proses negosiasi yang ribet karena sulitnya menemukan kebutuhan yang sinkron antara dua pihak.
Untuk menyelesakan masalah itu, manusia mulai mencari satu barang yang bisa dipakai sebagai alat tukar yang berlaku umum buat semua orang.Nah, satu barang itulah yang jadi cikal bakal konsep uang.
Dalam hal ini, satu barang itu berperan sebagai alat tukar perantara dalam perdagangan.Dan tentu saja, barang yang jadi alat tukar ini penggunaannya harus diakui oleh sebanyak-banyaknya kelompok masyarakat.
Terus, barang yang jadi alat tukar apa sih?
Apakah langsung pake emas? Jawabnya tidak.
Baca Juga:7 Cara Cerdas Mengolah Keuangan Dengan Berinvestasi
Awalnya, setiap kelompok masyarakat di berbagai belahan dunia punya alat tukar yang beda-beda.Misalnya, komoditas pertama yang tercatat dalam sejarah
sebagai alat tukar perdagangan
adalah jelai padi yang dipakai sama bangsa Sumeria 3000 tahun sebelum masehi.
Ada juga pisau dari perunggu yang dipake
Dinasti Zhou sebagai alat tukar.
Terus, masyarakat mana yang pakai emas?
Apakah emas itu dipakai sebagai alat tukar
di daerah yang punya banyak cadangan emas?
Tentu Tidak juga. Uniknya, justru peradaban Aztec yang kaya dengan mineral emas
malah menjadikan emas sebagai bahan kerajinan buat hiasan doang dan mereka pakai biji cokelat sebagai uang
yang berlaku sebagai alat tukar.
Nah, gimana ceritanya alat tukar yang
bermacam-macam ini akhirnya dipersatukan
oleh alat tukar berbahan logam,
atau khususnya logam emas?
Jadi,dalam perkembangan sejarah
alat tukar, manusia itu berpikir bahwa alat tukar yang mereka pakai sebelumnya masih belum ideal buat jadi alat tukar yang universal,buat semua pihak Ada alat tukar yang berbahan makanan,tapi punya kelemahan karena kurang awet dan gampang membusuk.
Ada juga alat tukar dalam bentuk batu yang awet,tapi susah disimpen dan dibawa-bawa
Ada juga alat tukar yang awet dan gampang dibawa tapi terlalu gampang didapetkan dan diproduksi,jadi nilainya turun terus.
Di era kebudayaan logam,masyarakat mulai berpikir logam ini sepertinya cocok dipakai
sebagai alat tukar yang praktis.Karena, logam ini cukup langka, awet, tidak
gampang rusak, dan cukup praktis buat dibawa kemana-mana.
Bahkan, logam bisa dilebur dan dicetak
dengan gambar tertentu.Makanya, uang logam ini bisa jadi simbol atau identitas
buat penguasa daerah tertentu.
Peradaban yang pertama kali pake logam
adalah peradaban China kuno yang pakai tembaga sebagai alat tukar, kira-kira
1000 tahun sebelum masehi.
Sementara, peradaban pertama
yang tercatat pake emas sebagai alat tukar adalah Kerjaan Lydia,yang terletak di daerah Turki sekitar 550 tahun sebelum masehi.
Walaupun sebagian peradaban sudah pakai
logam dan emas sebagai alat tukarnya
Tapi, tidak semua bangsa di dunia ini
otomatis langsung kompak.
Butuh proses dan waktu yang sangat panjang sampai akhirnya banyak masyarakat
di seluruh belahan dunia yang mengakui emas, perak, tembaga,sebagai alat tukar perdagangan.
Satu hal yang sangat membantu proses adaptasi penggunaan emas sebagai uang adalah penaklukan kerajaan-kerajaan
di Timur Tengah hingga Eropa di era klasik sampai era Kerajaan Romawi.
Dari Kerajaan Lydia yang ditaklukkan sama Persia Kuno di tahun 546 SM yang kemudian ditaklukkan lagi sama Iskandar Agung
Penggunaan koin emas terus meluas sampai diadaptasi sama Kerajaan Romawi Kuno yang mencakup seluruh pesisir Laut Mediterania.
Nah, kalo kamu familiar sama mata uang Dinar yang sekarang dipakai di beberapa
negara di Timur Tengah Sebetulnya, Dinar itu diambil dari nama koin perak dari peradaban Romawi Kuno yaitu 'denarii' atau 'denarius' yang dipake sejak 200 tahun sebelum masehi sampai abad ke-4 masehi.
Dari situ kamu bisa paham ya, perjalanan
membangun persepsi bahwa logam khususnya emas menjadi alat tukar
yang universal itu berproses Dari masa ke masa, melalui berbagai peperangan
dan aneksasi yang berjalan selama ribuan tahun dari wilayah Mediterania sampai ke Timur Tengah lanjut ke India, Tiongkok, sampai era kolonial Eropa dan akhirnya masuk ke benua Amerika oleh
penjelajahan bangsa Spanyol di abad 15.
Soal penjelajahan bangsa Spanyol, ada kejadian menarik juga terkait nilai emas ketika bangsa Spanyol dan Portugis menduduki benua Amerika Para penjelajah ini sangat Kaget waktu menemukan banyak sumber emas di Kerajaan Aztec, Inca, dan Peru di benua Amerika.
Dalam proses pendudukan benua Amerika,
penjelajah Eropa ini bawa pulang emas dalam jumlah yang sangat banyak ke benua Eropa Nah, tiba-tiba saja, ketersediaan emas
di Eropa jadi naik drastis. Tingkat kelangkaan emas jadi menurun, dan terjadilah inflasi emas di Eropa yang cukup parah sampai nilainya terus merosot hingga 150 tahun,
dari abad 15 sampai abad 17.
Di sisi lain, di abad 17, penggunaan emas sebagai alat tukar perdagangan di Eropa
mulai menyulitkan sebagian saudagar yang
bertransaksi dalam volume besar
kenapa bisa begitu?
Pertama, bahwa bongkahan logam seperti
emas, perak, dan tembaga dalam jumlah banyak itu tidak praktis dan rawan tindak kejahatan
Yang kedua, nilai kemurnian emas,
perak, dan tembaga agak susah diukur dalam perdagangan sehari-hari
Jaman dulu, mengukur kemurnian emas tidak segampang di era modern sekarang
Makanya, muncul sebuah konsep baru dari China yang diadopsi sama para pedagang di Eropa yaitu penerbitan surat keterangan yang
menjamin kepemilikan emas bagi pihak yang punya kertas tersebut.
Awalnya, surat keterangan jaminan emas ini
diterbitin sama para pedagang grosir
di kota-kota tertentu, supaya bisa bertransaksi dengan pedagang di kota lain
tanpa harus bawa emas yang berat
dan berisiko dirampok.
Konsep surat jaminan kepemilikan
emas itu akhirnya menjamur dan menjadi cikal bakal konsep perbankan di Eropa
dan surat jaminan kepemilikan emas inilah
yang jadi cikal bakal konsep uang yang diterbitkan sama sistem perbankan modern.
Di abad 18, penggunaan surat jaminan
kepemilikan emas itu jadi makin populer
dan akhirnya melahirkan institusi resmi yang
Menerbitkan surat ini di banyak kota di Eropa
Sampai akhirnya, sebuah institusi
keuangan di Swedia yang bernama Stockholms Banco untuk pertama
kalinya mencetak banknotes atau uang kertas yang dijamin sama logam di tahun 1661.
Di tahun 1821, Inggris menjadi negara pertama yang secara resmi menjadikan emas sebagai standar dalam proses percetakan uang kertas.
Mungkin kamu ada yang penasaran,
maksudnya emas jadi standar itu gimana sih?Jadi, emas itu sebelumnya sudah
jadi alat tukar berbentuk logam yang paling dipercaya di seluruh penjuru dunia selama ribuan tahun.
Tentunya, ketika ada konsep alat tukar yang baru proses penerimaan dan kepercayaan masyarakat Tidak bisa langsung berubah begitu saja.
Makanya, untuk setiap penerbitan uang
dalam bentuk kertas perlu ada jaminan emas di balik penerbitan uang kertas tersebut.
Dengan begitu, tidak semua institusi bisa
sembarangan menerbitkan uang begitu saja
dan kepercayaan masyarakat juga
bisa cepat didapatkan.
karena masyarakat melihat uang kertas seolah-olah hanya surat keterangan kepemilikan emas.Tapi seiring berjalannya waktu, konsep standardisasi emas mengalami banyak gejolak dalam dinamika geopolitik dunia.
Misalnya, penghentian sementara di tahun
1914 sampai 1925 akibat Perang Dunia I
Terus, setelah Perang Dunia II berakhir, para
pemenang menyepakati sebuah perjanjian
bernama Bretton Woods Agreement
Di perjanjian itu disepakti kalau emas jadi underlying atau jaminan dari setiap pencetakan mata uang US Dollar dan nilai dari semua mata uang di dunia ini bakal
berpatokan pada mata uang US Dollar.
Sejak saat itu, US Dollar dianggap
sebagai emas yang baru dan jadi reserve currency terbesar di dunia sampai dengan hari ini.
Tapi dalam proses penerapannya,
banyak dinamika geopolitik terkait dengan pemulihan ekonomi setelah Perang Dunia II
dan juga ketegangan politik Amerika
dengan negara-negara lain.
Sampai akhirnya di tahun 1971,
presiden Amerika Richard Nixon mengambil kebijakan buat mencabut gold standard
dari mata uang US Dollar dan mengakhiri kesepakatan di perjanjian Bretton Woods Agreement.
Sejak saat itulah, konsep uang yang
kita kenal saat ini dinamakan uang fiat
yang nilainya floating atau mengambang
dan cuma didasari pada kepercayaan terhadap lembaga negara yang menerbitkan mata uang tersebut.
Mungkin kamu penasaran, kenapa presiden
Nixon mencabut standardisasi emas
dalam percetakan US Dollar?
Terus terang saja,karena sangat banyak
dinamika geopolitik yang cukup kompleks
Tapi salah satu alasan yang sering disebut adalah ketersediaan emas sebagai mata uang yang sudah tidak bisa mengimbangi tuntutan jumlah volume perdagangan di dunia.
Dalam hal ini, jumlah emas yang ada
di dunia ini sudah terlalu terbatas dan tidak bisa lagi mengikuti percepatan pertumbuhan ekonomi dunia.
Sebagai gambaran, kalau kita menghitung total emas yang beredar di dunia tahun 2020
nilainya cuma 9 triliun US Dollar.Mungkin kesannya itu jumlah yang sangat besar.
Sekarang, berapa jumlah uang nominal
yang beredar di dunia?Kalau semua uang yang ada di dunia ini dijumlahkan,di tahun 2020 ini, ada sekitar 37 triliun US Dollar dalam bentuk uang kertas.Dan kalau uang dalam format digital ikut dihitung,maka jumlahnya tembus 90 triliun US Dollar.
Dan jumlah ini akan bakalan terus bertambah,seiring dengan bertambahnya jumlah manusia.yang artinya, semakin banyak juga kebutuhan transaksi dalam perdagangan Itulah salah satu alasan
kenapa standardisasi emas dalam percetakan mata uang tidak dilanjutkan lagi.
Tapi, bukan berarti emas sudah tidak punya
tempat lagi di dunia modern seperti sekarang.Karena biar bagaimana pun, emas itu sudah sangat melekat dalam peradaban manusia sebagai logam mulia, yang dipakai dalam dunia perdagangan sejak ribuan tahun yang lalu.
Menurut Tanggapan kamu sendiri, bagimana sih penggunaan mata uang di masa depan?
Apa bakal balik lagi ke emas?atau manusia akan pakai uang digital doang?Kasih tau pendapat kamu di kolom komentar ya.
Itulah sejarahnya emas dijadikan sebagai Alat pembayaran (Uang).
Tag:sejarah emas di indonesia
sejarah emas sebagai alat tukar
sejarah standar emas
sejarah uang emas dan perak
sejarah penemuan unsur emas
Mungkin banyak di antara kamu yang tau kalu Emas adalah salah satu mata uang yang paling lama dan paling luas dipake dalam
sejarah peradaban manusia.Bahkan sampai sekarang pun,emas masih punya nilai yang tinggi dan jadi salah satu alat penyimpan nilai yang diminati sama banyak orang.
Photo:Bongkahan Emas(logam Mulia) |
Tapi apakah kamu pernah kepikiran?, Bagimana sejarahnya sampai emas dijadikan sebagai alat tukar perdagangan di berbagai belahan dunia selama ribuan tahun?
Kenapa nenek moyang kita tidak memilih
benda lain buat dijadikan uang?dan kenapa Emas dihargai mahal sampai saat ini?
Biasanya, kalau orang ditanya begitu, jawabannya:Ya karena sudah dari dulu emas
dianggap sebagai logam mulia atau, ada juga yang bilang, karena emas punya nilai intrinsiknya sendiri.
Baca Juga: Tips mengatur uang supaya hemat dan tidak boros dengan cara yang maksimal
Padahal kalau dipikir-pikir, emas itu
Tidak esensial buat kehidupan sehari-hari Tidak bisa dikonsumsi,tidak bisa dijadikan bahan bangunan juga Terus kenapa emas dihargai mahal sampai jadi alat tukar perdagangan di masa lalu oleh banyak peradaban dunia?
Dari bangsa Sumeria, Romawi, Jepang, China,India, sampai ke era kolonial Eropa dan Amerika?Nah,pada Tulisan Artikel ini, aku mau coba ceritakan sedikit sejarah singkat
Bagaimana emas bisa jadi alat tukar perdagangan sampai jadi komoditas
penyimpan nilai di era modern saat ini.
Jadi ceritanya begini. Ribuan tahun lalu, ketika manusia belum mengenal konsep uang apalagi emas,manusia memenuhi kebutuhannya dengan saling tukar-menukar barang yang mereka punya atau istilah populernya adalah barter.
Baca Juga: Pengertian Redenominasi,Tujuan Dan Dampaknya
Orang yang baru menangkap ikan akan menukar hasil tangkapannya sama barang lain yang dia butuhkan.Misalnya, kayu bakar, gandum, dan lain-lain.
Tapi tentu saja, barter ini bukan
mekanisme ekonomi yang sempurna
Ada banyak kekurangannya, mulai dari standar kualitas barang yang beda-beda
sampe proses negosiasi yang ribet karena sulitnya menemukan kebutuhan yang sinkron antara dua pihak.
Untuk menyelesakan masalah itu, manusia mulai mencari satu barang yang bisa dipakai sebagai alat tukar yang berlaku umum buat semua orang.Nah, satu barang itulah yang jadi cikal bakal konsep uang.
Dalam hal ini, satu barang itu berperan sebagai alat tukar perantara dalam perdagangan.Dan tentu saja, barang yang jadi alat tukar ini penggunaannya harus diakui oleh sebanyak-banyaknya kelompok masyarakat.
Terus, barang yang jadi alat tukar apa sih?
Apakah langsung pake emas? Jawabnya tidak.
Baca Juga:7 Cara Cerdas Mengolah Keuangan Dengan Berinvestasi
Awalnya, setiap kelompok masyarakat di berbagai belahan dunia punya alat tukar yang beda-beda.Misalnya, komoditas pertama yang tercatat dalam sejarah
sebagai alat tukar perdagangan
adalah jelai padi yang dipakai sama bangsa Sumeria 3000 tahun sebelum masehi.
Ada juga pisau dari perunggu yang dipake
Dinasti Zhou sebagai alat tukar.
Terus, masyarakat mana yang pakai emas?
Apakah emas itu dipakai sebagai alat tukar
di daerah yang punya banyak cadangan emas?
Tentu Tidak juga. Uniknya, justru peradaban Aztec yang kaya dengan mineral emas
malah menjadikan emas sebagai bahan kerajinan buat hiasan doang dan mereka pakai biji cokelat sebagai uang
yang berlaku sebagai alat tukar.
Nah, gimana ceritanya alat tukar yang
bermacam-macam ini akhirnya dipersatukan
oleh alat tukar berbahan logam,
atau khususnya logam emas?
Jadi,dalam perkembangan sejarah
alat tukar, manusia itu berpikir bahwa alat tukar yang mereka pakai sebelumnya masih belum ideal buat jadi alat tukar yang universal,buat semua pihak Ada alat tukar yang berbahan makanan,tapi punya kelemahan karena kurang awet dan gampang membusuk.
Ada juga alat tukar dalam bentuk batu yang awet,tapi susah disimpen dan dibawa-bawa
Ada juga alat tukar yang awet dan gampang dibawa tapi terlalu gampang didapetkan dan diproduksi,jadi nilainya turun terus.
Di era kebudayaan logam,masyarakat mulai berpikir logam ini sepertinya cocok dipakai
sebagai alat tukar yang praktis.Karena, logam ini cukup langka, awet, tidak
gampang rusak, dan cukup praktis buat dibawa kemana-mana.
Bahkan, logam bisa dilebur dan dicetak
dengan gambar tertentu.Makanya, uang logam ini bisa jadi simbol atau identitas
buat penguasa daerah tertentu.
Peradaban yang pertama kali pake logam
adalah peradaban China kuno yang pakai tembaga sebagai alat tukar, kira-kira
1000 tahun sebelum masehi.
Sementara, peradaban pertama
yang tercatat pake emas sebagai alat tukar adalah Kerjaan Lydia,yang terletak di daerah Turki sekitar 550 tahun sebelum masehi.
Walaupun sebagian peradaban sudah pakai
logam dan emas sebagai alat tukarnya
Tapi, tidak semua bangsa di dunia ini
otomatis langsung kompak.
Butuh proses dan waktu yang sangat panjang sampai akhirnya banyak masyarakat
di seluruh belahan dunia yang mengakui emas, perak, tembaga,sebagai alat tukar perdagangan.
Satu hal yang sangat membantu proses adaptasi penggunaan emas sebagai uang adalah penaklukan kerajaan-kerajaan
di Timur Tengah hingga Eropa di era klasik sampai era Kerajaan Romawi.
Dari Kerajaan Lydia yang ditaklukkan sama Persia Kuno di tahun 546 SM yang kemudian ditaklukkan lagi sama Iskandar Agung
Penggunaan koin emas terus meluas sampai diadaptasi sama Kerajaan Romawi Kuno yang mencakup seluruh pesisir Laut Mediterania.
Nah, kalo kamu familiar sama mata uang Dinar yang sekarang dipakai di beberapa
negara di Timur Tengah Sebetulnya, Dinar itu diambil dari nama koin perak dari peradaban Romawi Kuno yaitu 'denarii' atau 'denarius' yang dipake sejak 200 tahun sebelum masehi sampai abad ke-4 masehi.
Dari situ kamu bisa paham ya, perjalanan
membangun persepsi bahwa logam khususnya emas menjadi alat tukar
yang universal itu berproses Dari masa ke masa, melalui berbagai peperangan
dan aneksasi yang berjalan selama ribuan tahun dari wilayah Mediterania sampai ke Timur Tengah lanjut ke India, Tiongkok, sampai era kolonial Eropa dan akhirnya masuk ke benua Amerika oleh
penjelajahan bangsa Spanyol di abad 15.
Soal penjelajahan bangsa Spanyol, ada kejadian menarik juga terkait nilai emas ketika bangsa Spanyol dan Portugis menduduki benua Amerika Para penjelajah ini sangat Kaget waktu menemukan banyak sumber emas di Kerajaan Aztec, Inca, dan Peru di benua Amerika.
Dalam proses pendudukan benua Amerika,
penjelajah Eropa ini bawa pulang emas dalam jumlah yang sangat banyak ke benua Eropa Nah, tiba-tiba saja, ketersediaan emas
di Eropa jadi naik drastis. Tingkat kelangkaan emas jadi menurun, dan terjadilah inflasi emas di Eropa yang cukup parah sampai nilainya terus merosot hingga 150 tahun,
dari abad 15 sampai abad 17.
Di sisi lain, di abad 17, penggunaan emas sebagai alat tukar perdagangan di Eropa
mulai menyulitkan sebagian saudagar yang
bertransaksi dalam volume besar
kenapa bisa begitu?
Pertama, bahwa bongkahan logam seperti
emas, perak, dan tembaga dalam jumlah banyak itu tidak praktis dan rawan tindak kejahatan
Yang kedua, nilai kemurnian emas,
perak, dan tembaga agak susah diukur dalam perdagangan sehari-hari
Jaman dulu, mengukur kemurnian emas tidak segampang di era modern sekarang
Makanya, muncul sebuah konsep baru dari China yang diadopsi sama para pedagang di Eropa yaitu penerbitan surat keterangan yang
menjamin kepemilikan emas bagi pihak yang punya kertas tersebut.
Awalnya, surat keterangan jaminan emas ini
diterbitin sama para pedagang grosir
di kota-kota tertentu, supaya bisa bertransaksi dengan pedagang di kota lain
tanpa harus bawa emas yang berat
dan berisiko dirampok.
Konsep surat jaminan kepemilikan
emas itu akhirnya menjamur dan menjadi cikal bakal konsep perbankan di Eropa
dan surat jaminan kepemilikan emas inilah
yang jadi cikal bakal konsep uang yang diterbitkan sama sistem perbankan modern.
Di abad 18, penggunaan surat jaminan
kepemilikan emas itu jadi makin populer
dan akhirnya melahirkan institusi resmi yang
Menerbitkan surat ini di banyak kota di Eropa
Sampai akhirnya, sebuah institusi
keuangan di Swedia yang bernama Stockholms Banco untuk pertama
kalinya mencetak banknotes atau uang kertas yang dijamin sama logam di tahun 1661.
Di tahun 1821, Inggris menjadi negara pertama yang secara resmi menjadikan emas sebagai standar dalam proses percetakan uang kertas.
Mungkin kamu ada yang penasaran,
maksudnya emas jadi standar itu gimana sih?Jadi, emas itu sebelumnya sudah
jadi alat tukar berbentuk logam yang paling dipercaya di seluruh penjuru dunia selama ribuan tahun.
Tentunya, ketika ada konsep alat tukar yang baru proses penerimaan dan kepercayaan masyarakat Tidak bisa langsung berubah begitu saja.
Makanya, untuk setiap penerbitan uang
dalam bentuk kertas perlu ada jaminan emas di balik penerbitan uang kertas tersebut.
Dengan begitu, tidak semua institusi bisa
sembarangan menerbitkan uang begitu saja
dan kepercayaan masyarakat juga
bisa cepat didapatkan.
karena masyarakat melihat uang kertas seolah-olah hanya surat keterangan kepemilikan emas.Tapi seiring berjalannya waktu, konsep standardisasi emas mengalami banyak gejolak dalam dinamika geopolitik dunia.
Misalnya, penghentian sementara di tahun
1914 sampai 1925 akibat Perang Dunia I
Terus, setelah Perang Dunia II berakhir, para
pemenang menyepakati sebuah perjanjian
bernama Bretton Woods Agreement
Di perjanjian itu disepakti kalau emas jadi underlying atau jaminan dari setiap pencetakan mata uang US Dollar dan nilai dari semua mata uang di dunia ini bakal
berpatokan pada mata uang US Dollar.
Sejak saat itu, US Dollar dianggap
sebagai emas yang baru dan jadi reserve currency terbesar di dunia sampai dengan hari ini.
Tapi dalam proses penerapannya,
banyak dinamika geopolitik terkait dengan pemulihan ekonomi setelah Perang Dunia II
dan juga ketegangan politik Amerika
dengan negara-negara lain.
Sampai akhirnya di tahun 1971,
presiden Amerika Richard Nixon mengambil kebijakan buat mencabut gold standard
dari mata uang US Dollar dan mengakhiri kesepakatan di perjanjian Bretton Woods Agreement.
Sejak saat itulah, konsep uang yang
kita kenal saat ini dinamakan uang fiat
yang nilainya floating atau mengambang
dan cuma didasari pada kepercayaan terhadap lembaga negara yang menerbitkan mata uang tersebut.
Mungkin kamu penasaran, kenapa presiden
Nixon mencabut standardisasi emas
dalam percetakan US Dollar?
Terus terang saja,karena sangat banyak
dinamika geopolitik yang cukup kompleks
Tapi salah satu alasan yang sering disebut adalah ketersediaan emas sebagai mata uang yang sudah tidak bisa mengimbangi tuntutan jumlah volume perdagangan di dunia.
Dalam hal ini, jumlah emas yang ada
di dunia ini sudah terlalu terbatas dan tidak bisa lagi mengikuti percepatan pertumbuhan ekonomi dunia.
Sebagai gambaran, kalau kita menghitung total emas yang beredar di dunia tahun 2020
nilainya cuma 9 triliun US Dollar.Mungkin kesannya itu jumlah yang sangat besar.
Sekarang, berapa jumlah uang nominal
yang beredar di dunia?Kalau semua uang yang ada di dunia ini dijumlahkan,di tahun 2020 ini, ada sekitar 37 triliun US Dollar dalam bentuk uang kertas.Dan kalau uang dalam format digital ikut dihitung,maka jumlahnya tembus 90 triliun US Dollar.
Dan jumlah ini akan bakalan terus bertambah,seiring dengan bertambahnya jumlah manusia.yang artinya, semakin banyak juga kebutuhan transaksi dalam perdagangan Itulah salah satu alasan
kenapa standardisasi emas dalam percetakan mata uang tidak dilanjutkan lagi.
Tapi, bukan berarti emas sudah tidak punya
tempat lagi di dunia modern seperti sekarang.Karena biar bagaimana pun, emas itu sudah sangat melekat dalam peradaban manusia sebagai logam mulia, yang dipakai dalam dunia perdagangan sejak ribuan tahun yang lalu.
Menurut Tanggapan kamu sendiri, bagimana sih penggunaan mata uang di masa depan?
Apa bakal balik lagi ke emas?atau manusia akan pakai uang digital doang?Kasih tau pendapat kamu di kolom komentar ya.
Itulah sejarahnya emas dijadikan sebagai Alat pembayaran (Uang).
Tag:sejarah emas di indonesia
sejarah emas sebagai alat tukar
sejarah standar emas
sejarah uang emas dan perak
sejarah penemuan unsur emas