Cara Analisa Fundamental Saham Berkinerja baik

OLAHAN INTERNET. Seperti kita Ketahui Teknik Analisa Fundamental Saham Adalah analisis yang sering digunakan oleh para investor untuk membantu memilih keputusan di pasar jual beli saham.lalu,bagaimana cara belajar membaca,menghitung analisa fundamental saham?

Cara Analisa Fundamental Saham Berkinerja baik
Stockbit


Untuk itulah Pada tulisan artikel ini, aku mau bahas tentang cara memilih saham berdasarkan kinerjanya.dengan Analisa Fundamental Saham Berkinerja baik.


Di artikel kali ini bakalan sangat cocok sebagai rekomendasi buat kamu pemula yang baru saja terjun di dunia saham.


Juga buat kamu  yang masih bingung dan belum mengerti bagaimana caranya memilih saham yang bagus?Oke, langsung kita ulas disini:


Secara umum, ada dua jenis pendekatan data nih yang bisa kita pakai buat menentukan perusahaan tertentu itu apakah kinerjanya bagus atau tidak.


Yang pertama adalah HISTORICAL DATA dan yang kedua adalah FORECAST DATA.


Singkatnya, HISTORICAL DATA itu adalah data yang didapatkan dari kondisi yang sudah kejadian di masa lalu.Misalnya, laporan keuangan perusahaan,pencapaian perusahaan,kemampuan bayar utang perusahaan,bagaimana kualitas manajemennya, dll.(dan lain-lain)


Nah, dengan melihat historical data,kita bisa melirik perusahaan yang sudah sekian tahun lamanya konsisten berada di kondisi yang bagus.Dan kita berharap,kalau ke depannya perusahaan tersebut bakal mencapai pencapaian yang sama atau bahkan lebih baik lagi.


Sementara, FORECAST DATA itu adalah data yang bisa dibilang sebagai prediksi terhadap kondisi perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan informasi yang ada saat ini.


Contohnya,terkait dengan kebijakan moneter untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan.


Kenaikan atau penurunan suku bunga itu kan bakal mempengaruhi beberapa industri yang terkait khususnya untuk industri yang banyak melibatkan bunga kredit.


Nah, dari situ, kita bisa memprediksi, industri bisnis dan perusahaan apa aja sih yang kena dampaknya?dan seberapa besar dampaknya terhadap kondisi perusahaan tersebut di masa depan?Singkatnya, kalau kita melihat HISTORICAL DATA  kita itu mencari perusahaan yang secara historis terbukti memiliki kinerja yang baik.


Tapi, ketika kita melihat FORECAST DATA,adakalanya kinerja perusahaan tertentu itu biasa saja atau kurang baik di masa lalu,tapi punya prospek yang baik di masa yang akan datang.


Sebelum kita bahas lebih jauh tentang cara memilih saham perusahaan yang kinerjanya baik aku mau kasih tau dulu, bahwa ada banyak banget data dan cara yang bisa kita pakai untuk mencari tahu suatu perusahaan itu berkinerja baik atau tidak,


Mulai dari ngulik laporan keuangan, berita, hasil riset sekuritas, company visit, dll.


kali ini, aku akan coba jelaskan cara memilih saham perusahaan yang kinerjanya baik dengan cara yang paling sederhana dulu.Supaya kamu yang baru saja terjun ke dunia saham bisa mengerti terkait hal ini.


Buat para pemula mungkin kamu bingung untuk memilih mana sih saham perusahaan yang kinerjanya baik?


Karena mungkin kamu punya banyak keterbatasan.Misalnya, belum mengerti cara baca laporan keuangan,tidak punya akses atau kesempatan buat company visit, dll.


Inget, start small dulu aja,mulailah dari hal-hal yang bisa kamu jangkau dan bisa kamu pelajari.


Nah, buat para pemula,kamu bisa mulai belajar dari data yang tersedia di platform-platform sekuritas maupun di platform-platform saham seperti RTI Business dan Stockbit.Untuk tau saham tertentu itu bagus atau tidak.


ada 3 (tiga) indikator yang bisa kita pakai yaitu Net Profit Margin,Return on Equity,dan Debt to Equity Ratio.


Kita coba bahas satu per satu ya.

ketiga indikator ini itu bisa dibilang sebagai pendekatan dengan menggunakan historical data.


Indikator yang pertama adalah Net Profit Margin atau biasa disingkat sebagai (NPM).

Sebelum kita bahas tentang Net Profit Margin, aku mau jelasin sepitas dulu tentang pendapatan perusahaan.

Singkatnya,pendapatan perusahaan itu adalah sejumlah uang yang didapatkan oleh perusahaan setelah melakukan kegiatan usahanya.

Apa semakin besar pendapatan perusahaan itu artinya perusahaannya semakin bagus?

Jawabannya BELUM TENTU.

Karena, meskipun pendapatan perusahaan itu besar,belum tentu juga perusahaan tersebut bisa dapatkan keuntungan yang besar juga.

Atau bahkan, bisa juga pendapatannya besar tapi malah rugi karena pengeluarannya lebih besar.

Makanya, untuk mengetahui suatu perusahaan itu bagus atau tidaknya,kita perlu membandingkan pendapatan perusahaan tersebut misalnya dengan laba bersih atau bisa juga dengan ekuitas perusahaan.

Sekarang kita balik lagi ke Net Profit Margin atau NPM Singkatnya,NPM adalah indikator yang membandinkan pendapatan perusahaan dengan kemampuan perusahaan tersebut dalam mendapatkan keuntungan.

NPM ini sendiri bisa didapat dengan menghitung laba bersih atau net profit perusahaan dibagi pendapatan perusahaan lalu dikali 100%.

Misalnya,perusahaan A itu pendapatannya 100 miliar dan laba bersihnya itu katakanlah 10 miliar.Berarti, NPM-nya itu 10%.


Nah, dari perhitungan tersebut, kita bisa tau bahwa perusahaan A itu mendapatkan keuntungan sebesar 10% dari setiap uang yang dihasilkan.


Memang, keliatan sangat simpel banget melihat angka NPM perusahaan.Tapi jangan salah Kalau dilihat lebih jauh lagi,NPM ini sendiri bisa memberitahu kita gambaran tentang seefisien apa perusahaan tersebut?


Bagaimana keputusan-keputusan bisnis yang diambil perusahaan bisa mendatangkan uang?

Apakah perusahaan tersebut mampu mengendalikan pengeluarannya dengan baik?

Bisa dibilang, semakin besar angka NPM itu

maka semakin efisien perusahaan dalam mendatangkan uang dan menekan pengeluaran.angka NPM ini sendiri bisa dengan mudah kamu lihat di berbagai platform sekuritas ataupun platform saham seperti RTI Business dan Stockbit.

Misalnya ,saat ini NPM BCA itu 33,4 persen

NPM Astra International itu 8,98 persen

NPM Unilever itu 17,22%, dll.


sekarang kita lanjut ke indikator yang kedua yaitu Return on Equity atau biasa disingkat ROE.


Apa sih ROE itu?Singkatnya ,ROE itu adalah indikator yang membandingkan laba bersih perusahaan dengan nilai kekayaan bersih perusahaan tersebut.


nilai kekayaan bersih atau biasa disebut juga dengan ekuitas itu bisa didapat dengan menghitung total aset sebuah perusahaan dikurangi dengan total kewajiban atau liabilitas perusahaan tersebut.


ROE ini bisa didapat dengan cara menghitung laba bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas perusahaan terus dikali 100 persen.


Misalnya,perusahaan A yang tadi kan labanya 10 miliar Terus katakanlah,ekuitas perusahaan tersebut 100 miliar.Jadi,ROE perusahaan itu 10 persen.


Artinya,perusahaan tersebut itu bisa dapatkan keuntungan sebesar 10 persen

kalo dibandingkan sama ekuitas atau modal bersih atau nilai kekayaan bersih perusahaan tersebut.


Nah, kalo ROE sebuah perusahaan itu 10 persen,bisa dibilang perusahaan tersebut bisa mengolah,setiap Rupiah dari modal bersihnya jadi 1,1 Rupiah.dengan demikian, kita juga bisa nilai,sejauh mana perusahaan dapat mengelola resources-nya dengan optimal.Semakin besar ROE sebuah perusahaan bisa dibilang semakin efektif pengelolaan resources dari perusahaan tersebut.


berapa sih angka ROE yang bagus?Menurutku pribadi,tidak ada batasan yang universal yang bisa jadi patokan.Tapi, salah satu cara untuk melihat kinerja perusahaan bagus atau tidak itu bisa dengan membandingkan ROE sebuah perusahaan

dengan perusahaan-perusahaan lain pada industri yang sama.


Selain itu,ada juga cara lain yang bisa dipakai

Untuk menentukan ROE sebuah perusahaan bagus atau nggak.Yaitu dengan membandingkan ROE perusahaan tersebut dengan imbal hasil investasi pada instrumen yang lain.


Misalnya,dibandingkan dengan suku bunga acuan ataupun imbal hasil obligasi 10 tahun di Indonesia.


Contohnya,di awal tahun 2020 ini, suku bunga acuan ada di angka 5 persen.Kalau ROE sebuah perusahaan itu di bawah 5 persen,ya mikir gampangnya nih ya daripada kita investasi saham di perusahaan tersebut,

ya mending sekalian aja kita simpan uang kita di deposito,karena memang secara return lebih baik.


Begitu pula dengan imbal hasil obligasi.Kalau ROE sebuah perusahaan itu lebih rendah daripada imbal hasil obligasi,

ya mending sekalian aja kita investasikan uang kita di obligasi.


Tapi balik lagi ya,kamu bebas menentukan untuk membandingkan ROE ini dengan suku bunga acuan,imbal hasil obligasi, atau yang lainnya.Kamu juga berhak untuk menentukan mau berinvestasi di mana.


Yang pasti,pilihlah instrumen investasi yang terbaik yang sesuai dengan risk profile kamu.


Sekarang kita lanjut ke indikator yang terakhir yaitu Debt to Equity Ratio atau biasa disingkat DER.Singkatnya, DER itu adalah sebuah indikator yang membandingkan nilai utang perusahaan dengan nilai kekayaan bersih perusahaan tersebut.


Di penjelasan poin sebelumnya,aku udah jelaskan sedikit tentang nilai kekayaan bersih perusahaan.Kalo kamu belum mengerti,coba baca ulang lagi.


Sekarang kita balik lagi ke DER.Definisi dari DER sendiri adalah jumlah utang perusahaan dibagi dengan nilai kekayaan bersih atau ekuitas perusahaan tersebut lalu dikali 100 persen.

Misalnya,perusahaan A yang tadi itu punya utang katakanlah 150 miliar,sementara ekuitas perusahaan tersebut 100 miliar.

Jadi, DER-nya itu 150 persen.

Artinya,nilai utang perusahaan tersebut 150 persen kalo dibandingkan sama ekuitas atau nilai kekayaan bersih perusahaan tersebut.


Jadi, dengan melihat DER sebuah perusahaan kita bisa nilai bahwa semakin besar DER suatu perusahaan maka semakin besar juga rasio utang perusahaan tersebut

kalo dibandingkan dengan ekuitas atau modal bersih perusahaan tersebut.


Sekarang mungkin kamu penasaran,berapa sih DER yang wajar?Menurutku, angka DER ini sendiri kurang tepat untuk digeneralisir seperti itu.


Soalnya,setiap sektor di industri bisnis itu bisa dibilang punya kebutuhan utang yang beda-beda.Menurutku, cara terbaik untuk menilai DER ini sendiri adalah dengan membandingkan DER sebuah perusahaan dengan DER perusahaan lain di industri yang sama.


Misalnya,kamu mau membandingkan rasio utang dari PT Pakuwon Jati yang merupakan perusahaan properti.


Nah, kamu bisa bandingkan rasio utangnya dengan perusahaan properti yang lain

misalnya,PT Alam Sutera Realty,atau PT Ciputra Development,PT Summarecon Agung,dan lain-lain.


Di sisi lain, aku juga mau menegaskan

bahwa rasio utang yang besar itu belum tentu buruk ya.Hal itu bisa menjadi baik atau wajar kalau pengelolaan utangnya baik,digunakan untuk hal produktif,dan perusahaan tersebut punya kemampuan bayar utang yang baik juga.


Oke, aku mau coba recap ulang sedikit tentang materi yang kita bahas kali ini.


Pertama itu tadi NPM yang mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk bisa mendatangkan uang sekaligus menekan pengeluarannya.


Yang kedua adalah ROE yang mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola resources-nya.


Yang ketiga adalah DER,yang mengindikasikan sejauh mana rasio utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitas atau modal bersih perusahaan tersebut.


bahwa NPM, ROE, dan DER itu cuma 3 (tiga) dari sekian banyak data yang bisa kita pakai buat menilai kinerja sebuah perusahaan bagus atau tidak.


Masih banyak indikator lain yang bisa kamu pakai untuk menentukan saham dari satu perusahaan layak dibeli atau tidak.

Tag: bagaimana cara analisa fundamental saham,

cara belajar analisa fundamental saham,

cara membaca analisa fundamental saham,

cara menghitung analisa fundamental saham,

cara menganalisa fundamental saham,

cara menganalisa saham secara fundamental,

cara analisis saham secara fundamental,

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak