Pertamina Alami Kerugian,Berbagai Sindiran Pedas Mengalir Deras Ahok Jadi Sasaran

 Photo:Sumberekonomi.co.id  Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kerap menjadi sasaran tembak apabila terjadi sesuatu yang buruk disekitarnya, meskipun kejadian buruk tersebut sebenarnya bukanlah semata-mata kesalahanya.Terlebih Lagi Setelah Pertamina Alami Kerugian,Berbagai Sindiran Pedas Mengalir Deras,Ahok Jadi Sasaran.   Seperti halnya yang tengah terjadi sekarang ini,dimana perusahaan tempat ia bekerja yakni PT. Pertamina tengah mengalami kerugian hingga Rp11 trliun.   Berita tentang kondisi keuangan Pertamina ini pun menjadi perbincangan di berbagai kalangan Salahsatunya Topik yang Di bahas di media-media Berita lokal Maunpun nasional.   Terutama para netizen yang budiman,dimana berkat perundungan mereka Ahok pun menjadi trending topic di media sosial seperti Twitter.Berbagai sindiran pedas mengalir deras,terlebih lagi beberapa waktu lalu Pertamina harus terlempar dari 500 perusahaan terbaik dan terbesar di dunia yang dirilis oleh Fortune Magazine.   Seolah-olah apa yang di alami oleh PT Pertamina saat ini semata-mata karena kesalahan seorang Ahok.   Kendati demikian,sudah tidak aneh jika hal itu terjadi. Sebab kita tahu dari arah mana perundungan itu berasal.Di mana menurut mereka Ahok adalah musuh bersama yang abadi.   Jangankan ada celah buat menyalahkannya, tak ada celah sekalipun mereka akan menggunakan mikroskop untuk mencari-cari kesalahannya.   Seperti diketahui,sebagai komisaris utama di PT. Pertamina Ahok tidak berwenang untuk menjalankan kegiatan operasional harian Pertamina,dimana tanggung jawab operasional harian berada di tangan Dewan Direksi.   Begitu juga dengan bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan maupun kerugian bagi perusahaan pelat merah tersebut.   Dalam hal ini, tugas dan wewenang Ahok sebagai Komisaris Utama menurut Pasal 31 Undang-Undang nomor 19 tentang Badan Usaha Milik Negara,yakni mengawasi direksi dalam menjalankan kepengurusan perseroan,serta memberikan nasehat-nasehat kepada direksi.   Selain itu,menurut pengakuan Vice President Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman,ada 3 faktor eksternal yang menjadi penyebab Pertamina mengalami kerugian,yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri,serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan.   Menurut beberapa pengamat merupakan hal wajar dan lumrah di tengah pandemi Covid-19 jika pertamina mengalami kerugian.Tidak hanya Pertamina saja,   kerugian sangat besar juga dialami hampir seluruh perusahaan minyak dan gas besar dunia, seperti Shell, Exxon Mobile bahkan Chevron perusahaan energi milik Amerika mengalami kerugian hingga Rp 121 triliun.   Dengan begitu, menyalahkan Ahok atas kerugian yang dialami Pertamina tidaklah tepat. Karena yang menjadi penyebabnya,Adalah masalah eksternal di luar kendalinya.   Dalam hal ini ia hanya menjadi sasaran tembak,mungkin ceritanya akan berbeda kalau yang menjadi Komisaris Utama bukanlah Ahok.
Photo:Sumberekonomi.co.id

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,
kerap menjadi sasaran tembak apabila terjadi sesuatu yang buruk disekitarnya,
meskipun kejadian buruk tersebut sebenarnya bukanlah semata-mata kesalahanya.Terlebih Lagi Setelah Pertamina Alami Kerugian,Berbagai Sindiran Pedas Mengalir Deras,Ahok Jadi Sasaran.


Seperti halnya yang tengah terjadi sekarang ini,dimana perusahaan tempat ia bekerja
yakni PT. Pertamina tengah mengalami kerugian hingga Rp11 trliun.

Berita tentang kondisi keuangan Pertamina ini pun menjadi perbincangan di berbagai kalangan Salahsatunya Topik yang Di bahas di media-media Berita lokal Maunpun nasional.

Terutama para netizen yang budiman,dimana berkat perundungan mereka Ahok pun menjadi trending topic di media sosial seperti Twitter.Berbagai sindiran pedas mengalir deras,terlebih lagi beberapa waktu lalu Pertamina harus terlempar dari 500 perusahaan terbaik dan terbesar di dunia yang dirilis oleh Fortune Magazine.

Baca Juga:Modal Membuka Bisnis Outlet Nitrogen

Seolah-olah apa yang di alami oleh PT Pertamina saat ini semata-mata karena kesalahan seorang Ahok.

Kendati demikian,sudah tidak aneh jika hal itu terjadi.
Sebab kita tahu dari arah mana perundungan itu berasal.Di mana menurut mereka
Ahok adalah musuh bersama yang abadi.


Jangankan ada celah buat menyalahkannya, tak ada celah sekalipun mereka akan menggunakan mikroskop untuk mencari-cari kesalahannya.

Seperti diketahui,sebagai komisaris utama di PT. Pertamina Ahok tidak berwenang untuk menjalankan kegiatan operasional harian Pertamina,dimana tanggung jawab operasional harian berada di tangan Dewan Direksi.


Begitu juga dengan bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan maupun kerugian bagi perusahaan pelat merah tersebut.


Dalam hal ini, tugas dan wewenang Ahok sebagai Komisaris Utama menurut Pasal 31 Undang-Undang nomor 19 tentang Badan Usaha Milik Negara,yakni mengawasi direksi
dalam menjalankan kepengurusan perseroan,serta memberikan nasehat-nasehat kepada direksi.


Selain itu,menurut pengakuan Vice President Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman,ada 3 faktor eksternal
yang menjadi penyebab Pertamina mengalami kerugian,yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri,serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan.


Menurut beberapa pengamat merupakan hal wajar dan lumrah di tengah pandemi Covid-19 jika pertamina mengalami kerugian.Tidak hanya Pertamina saja,


kerugian sangat besar juga dialami hampir seluruh perusahaan minyak dan gas besar dunia, seperti Shell, Exxon Mobile bahkan Chevron perusahaan energi milik Amerika
mengalami kerugian hingga Rp 121 triliun.


Dengan begitu, menyalahkan Ahok
atas kerugian yang dialami Pertamina tidaklah tepat.
Karena yang menjadi penyebabnya,Adalah masalah eksternal di luar kendalinya.


Dalam hal ini ia hanya menjadi sasaran tembak,mungkin ceritanya akan berbeda
kalau yang menjadi Komisaris Utama bukanlah Ahok.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak